A. Majas/ Gaya Bahasa
Majas
adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof. Dr. H. G.
Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur
kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat.
Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga
dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.
Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Gaya bahasa perulangan
2. Gaya bahasa perbandingan
3. Gaya bahasa pertentangan
4. Gaya bahasa pertautan
1. Gaya Bahasa Perulangan
A. Aliterasi
Aliterasi
ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu
kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
Contoh: Kau keraskan kalbunya
Bagai batu membesi benar
Timbul telangkai bertongkat urat
Ditunjang pengacara petah pasih
B. Asonansi
Asonansi
ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada
suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk
mendapatkan efek penekanan.
Contoh: Segala ada menekan dada
Mati api di dalam hati
Harum sekuntum bunga rahasia
Dengan hitam kelam
C. Antanaklasis
Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda.
Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang.
D. Kiasmus
Kiasmus
ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan
inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.
E. Epizeukis
Epizeukis
ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata
yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat.
F. Tautotes
Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.
G. Anafora
Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
Contoh: Kucari kau dalam toko-toko.
Kucari kau karena cemas karena sayang.
Kucari kau karena sayang karena bimbang.
Kucari kau karena kaya mesti diganyang.
H. Epistrofa (efifora)
Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur.
Aku mencercah daging ketika kau tidur.
I. Simploke
Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut).
Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah.
Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah.
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.
J. Mesodiplosis
Mesodiplosis
ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di
tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut.
Contoh: Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa.
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat.
K. Epanalepsis
Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat.
Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya.
L. Anadiplosis
Anadiplosis
ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu
kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau
kalimat berikutnya.
Contoh: Dalam raga ada darah
Dalam darah ada tenaga
Dalam tenaga ada daya
Dalam daya ada segalanya
2. Gaya Bahasa Perbandingan
- Perumpamaan
Perumpamaan
ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit
jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai,
ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.
Contoh: Seperti air dengan minyak.
- Metafora
Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit.
Contoh: Aku adalah angin yang kembara.
- Personifikasi
Personifikasi
ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau
benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.
Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.
- Depersonifikasi
Depersonifikasi
ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa
pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau,
sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.
Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
- Alegori
Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon antara lain:
Fabel, contoh: Kancil dan Buaya
Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa
- Antitesis
Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.
- Pleonasme dan Tautologi
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Contoh: Capek mulut saya berbicara.
Tautologi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan
kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya
datang ke mari?
- Perifrasis
Perifrasis
ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase
yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.
Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).