Kamis, 19 April 2012

KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

1. Masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia

Tahukah kalian, ternyata agama Hindu dan Budha adalah agama yang dikembangkan oleh manusia, bukan agama yang bersumber langsung dari sang pencipta. Hal ini tentu saja berbeda dengan agama Islam yang bersumber langsung dari Allah swt dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.

Agama Hindu masuk ke Indonesia pada tahun 78 Masehi melalui jalur perdagangan yang dikembangkan oleh para pedagang India. Anggapan masuknya agama Hindu melalui pedagang India didukung dengan adanya perkampungan kaum saudagar India yang dinamakan ”Kampung Keling”. Salah satu ”Kampung Keling” yang tersisa kini ada di kota Medan. Sebelum kedatangan agama Hindu, nenek moyang kita telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Sedangkan, dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.



Dalam masyarakat Hindu kita mengenal adanya empat tingkatan masyarakat menurut kasta, yaitu sebagai berikut.
1. Kasta Brahmana : Para pendeta dan pemimpin upacara
2. Kasta Ksatria : Para raja dan bangsawan
3. Kasta Weisya : Para pedagang dan pekerja menengah
4. Kasta Sudra : Para petani, buruh kecil, dan budak

Dewa tertinggi dalam agama Hindu adalah Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu (pemelihara), dan Dewa Siwa (perusak). Ketiga dewa biasanya disebut dengan ”Tri Murti”. Kitab suci agama Hindu adalah Weda.

Tidak diketahui dengan pasti kapan agama Budha mulai masuk ke Indonesia. Agama ini adalah agama yang dikembangkan oleh Sidharta “Budha” Gautama, sehingga agama ini dikenal dengan sebutan agama Budha. Kitab suci agama Buddha adalah ”Tripitaka”. Menurut kepercayaan agama Buddha, alam semesta dibagi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Kamadhatu : Tingkat paling rendah, di mana manusia masih dipengaruhi oleh nafsu yang tidak baik. Pada tahap ini, manusia tidak ada bedanya dengan binatang buas.
2. Rupadhatu : Tingkat kedua di mana manusia berusaha memerangi hawa nafsu yang tidak baik. Pada tahap ini, manusia berjuang mengatasi godaan-godaan untuk melepaskan hawa nafsu yang tidak baik tersebut.
3. Arupadhatu : Tahap di mana manusia mencapai kesempurnaan dan terlepas dari urusan duniawi.

2. Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

Mempelajari kerajaan Hindu Budha di Indonesia ternyata sangat unik. Masing-masing kerajaan ternyata memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Artinya, setiap kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain memiliki cerita yang sangat berkaitan, walaupun tidak semua kerajaan seperti itu. Berikut akan dijelaskan beberapa kerajaan Hindu yang sangat terkenal di Indonesia.

a. Kerajaan Kutai
Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Cerita mengenai kerajaan ini dapat diperoleh dari peninggalannya yang berupa batu bertulis atau biasa orang kenal dengan sebutan Yupa. Kerajaan ini terletak di Kalimantan Timur, tepatnya pada aliran sungai Mahakam. Menurut informasi yang diperoleh dari Yupa, Raja pertama kerajaan ini adalah Kudungga. Setelah Kudungga wafat, kemudian digantikan oleh Aswawarman, dan kemudian digantikan oleh Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman inilah, kerajaan Kutai mencapai masa kejayaannya. Hal ini dibuktikan dengan disembelihnya 20.000 ekor sapi untuk diberikan kepada Dewa Brahma.

b. Kerajaan Tarumanegara
Tak banyak cerita yang didapat mengenai kerajaan ini, terutama mengenai silsilah raja-rajanya. Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Purnawarman, yang merupakan raja ketiga dari kerajaan Tarumanegara. Purnawarman pernah melakukan penggalian dua buah sungai untuk menghindarkan kerajaan Tarumanegara dari bencana banjir, dua sungai tersebut yaitu Sungai Chandrabraga dan Sungai Gomati.
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat dan merupakan kerajaan Hindu kedua di Indonesia.

c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8. Pada awal berdirinya, kerjaan ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang keagamaan yang berbedaa, yakni agama Hindu dan Buddha. Berikut adalah silsilah raja di kerajaan Mataram Kuno.













d. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000-1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara keturunan kerajaan Kediri. Airlangga membagi kerajaan Kediri menjadi dua, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala.
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Jayabaya adalah raja terbesar kerajaan Kediri, ia begitu terkenal dengan ramalannya yang dikenal dengan sebutan Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang.

e. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292).
Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara raja Campa dan adik perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).

f. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah nama sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389) yang didampingi oleh Mahapatih Gadjah Mada (1331-1364), Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasannya.
Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Jawa (kecuali tanah Sunda), sebagian besar P. Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Irian Jaya. Perluasan wilayah ini dicapai berkat politik ekspansi yang dilakukan oleh Mahapatih Mangkubumi Gadjah Mada dengan semboyan Sumpah Palapa.
Kerajaan Majapahit hancur akibat terjadinya perang saudara (perang paregreg). Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Majapahit ialah munculnya Kerajaan Malaka dan semakin berkembangnya agama Islam.


Selain kerajaan Hindu, kerajaan Budha juga cukup berkembang di Indonesia meskipun jumlahnya tak banyak. Berikut ini adalah beberapa kerajaan Budha yang berkembang di Indonesia.

a. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Budha terbesar yang pernah berkembang di Indonesia adalah kerajaan Sriwijaya. Setelah Balaputradewa kalah dalam peperangan dengan Rakai Pikatan di Mataram, ia melarikan diri ke Palembang dan membentuk sebuah kerajaan yang bernama Sriwijaya. Balaputradewa tercatat sebagai raja terbesar kerajaan Sriwijaya.

b. Kerajaan Ho Ling
Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.